Inspiry Logo
Header Background

Blog Detail

Enterprise Management Program (EMP): Transformasi Bisnis MedTech, Alat Kesehatan, dan IVD di Indonesia

Inspiry23 September 2025
Enterprise Management Program (EMP): Transformasi Bisnis MedTech, Alat Kesehatan, dan IVD di Indonesia

Series #1: Saatnya #BeraniBerubah, Bukan Sekadar Bertahan

“Jika Anda masih mengandalkan cara lama, Anda sedang membangun museum, bukan bisnis.”

Pasar alat kesehatan dan IVD di Indonesia sedang tumbuh pesat.
Namun, ironisnya banyak distributor justru stagnan, terjebak dalam:

  • Birokrasi dan regulasi yang membingungkan,

  • Pola pikir defensif,

  • Kompetisi global yang bergerak jauh lebih cepat dengan digitalisasi, otomatisasi, dan manajemen terintegrasi.

Pertanyaannya:

Apakah Anda siap ditinggalkan?


Mengapa Mayoritas Distributor Alkes & IVD di Indonesia Gagal Tumbuh?

Industri healthcare yang berkembang pesat tidak mengenal istilah stagnan.
Namun, realitanya banyak distributor terseret dalam pusaran masalah. Ada lima akar utama penyebab stagnasi:

1. Pengadaan Terpusat Membunuh Inovasi

  • e-Katalog dan pengadaan terpusat memberi transparansi, tetapi membatasi ruang gerak distributor lokal.

  • Akibatnya, distributor hanya menjadi data provider, bukan game changer dalam layanan kesehatan.


2. Tekanan Harga & Margin yang Tergerus

  • Harga alat kesehatan terus ditekan serendah mungkin.

  • Distributor dan produsen kehabisan napas:

    • Inovasi tertunda,

    • Layanan purna jual terhambat,

    • Bahkan sekadar operasional harian menjadi sulit.


3. Sirkulasi Modal Tersendat

  • Rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta, sering menunda pembayaran (overdue).

  • Penyebab: audit, keterbatasan anggaran, atau kebijakan internal.

  • Dampak:

    • Distributor kehilangan arus kas (cash flow),

    • Tidak bisa membayar produsen,

    • Distribusi tersendat → Rantai pasok nasional terancam kolaps.


4. Geopolitik & Ketidakpastian TKDN

  • Perang dagang dan perubahan kebijakan TKDN menciptakan ketidakpastian:

    • Investor global enggan masuk,

    • Produsen komponen kesulitan mencapai skala ekonomis,

    • Laboratorium enggan berinovasi,

    • Mitra global menjadi sangat selektif.


5. Krisis Mindset: Pola Lama Tak Lagi Relevan

Distributor masih berpikir defensif:

  • Digitalisasi dianggap pelengkap, bukan kebutuhan utama.

  • SOP manual dianggap cukup untuk compliance.

  • Kolaborasi dipersepsikan sebagai kerugian; tender = kompetisi, bukan kemitraan.

  • Sertifikasi & ISO dipandang hanya formalitas, bukan strategic leverage.

Kesimpulan:
Transformasi bukan lagi pilihan. Ia adalah syarat minimum untuk bertahan di era persaingan global dan regulasi ketat.


Blueprint Transformasi: Compliance & Digitalisasi

Distributor MedTech dan IVD global sudah membuktikan:

“Siapa yang cepat, dia menang.”

Kuncinya ada pada dua fondasi utama:

  1. Compliance yang strategis, bukan sekadar administratif.

  2. Digitalisasi terintegrasi, yang menciptakan efisiensi dan ketahanan bisnis.


A. Compliance Sebagai Strategic Leverage

Regulasi seharusnya menjadi alat untuk tumbuh, bukan beban.

Langkah utama:

  • Pre-filing & Compliance Suite

    • Harmonisasi ASEAN-China, ASEAN-Jepang, izin edar, CDAKB, ISO 9001:2015, ISO 45001:2018, ISO 37001:2016.

    • Memperluas pasar sekaligus mempercepat izin edar.

  • Simulasi Audit & Pooling Kolektif

    • Efisiensi waktu dan biaya sertifikasi.

  • Regulasi sebagai alat tawar

    • Permenkes No. 15/2023 tentang pemeliharaan alat kesehatan dapat menjadi senjata strategi pasar.


B. Digitalisasi: Penghambat atau Peluang?

Digitalisasi bukan tren, tapi fondasi daya saing.
Implementasi teknologi seperti:

  • Warehouse Management System (WMS),

  • Supply Chain Management (SCM),

  • Smart Monitoring System (SMS) berbasis cloud,

  • CRM/HRMS terintegrasi (@OPSPIRY Suite),

akan:

  • Menurunkan biaya operasional,

  • Meminimalkan kehilangan stok,

  • Mengakselerasi arus kas secara signifikan.

Distributor yang gagal membangun kapabilitas digital berisiko kehilangan tender e-Katalog,
bahkan mengalami cash flow crunch dan kebangkrutan.


Enterprise Management Program (EMP): Lebih dari Sekadar Teknologi

EMP bukan hanya perangkat digital.
Ini adalah filosofi tata kelola bisnis yang menggabungkan:

  • Kecepatan eksekusi,

  • Kapabilitas digital,

  • Manajemen risiko yang tangguh.

Distributor yang berani berubah akan memimpin.
Yang bertahan di zona nyaman akan tergerus oleh persaingan global.

Pertanyaan terakhir:
Apakah Anda siap mengorkestrasi semua potensi menjadi mesin pertumbuhan?


Referensi

  1. Bisnis Indonesia – Industri Alkes Lokal Terancam Stagnan

  2. RM.id – Hipelki: Ekosistem Alkes Stagnan, Ketahanan Kesehatan Terancam

  3. Inspiry Indonesia Konsultan – EMP Overview

  4. HIPLEKI – Stagnasi Ekosistem Alkes

  5. HIPLEKI – Teriakan Distributor Terkait Pembayaran RS

  6. Business Indonesia – Medical Devices Global Reach

  7. Sekolah Pengadaan – Tender Alkes Bermasalah

  8. Karya Pratama – Peran Distributor dalam Layanan Publik

  9. AdvaMed – Global Distributor Compliance Toolkit

  10. Medtronic – Distributor Compliance


#HealthcareTransformation #DigitalLeadership #BusinessGrowth #MedicalDevices
#IVDIndonesia #EnterpriseManagementProgram #EMPIndonesia #MedTechScaleUp
#OPSPIRYSuite #CDAKBCompliance #ISO37001 #TKDNStrategy

Share this article

Enterprise Management Program (EMP): Transformasi Bisnis MedTech, Alat Kesehatan, dan IVD di Indonesia - Inspiry